Bisakah anda ?
Teringat
di masa putih abu-abu saat saya masih duduk di kelas 1 SMU, ada sebuah tawaran
dari organisasi yang sangat diminati semua siswa baru saat itu, yaitu OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah), untuk menjadi mitra muda yang akan diduduki
oleh siswa baru. Karena saya selalu dibekali modal nekat untuk mencari suasana
baru dan ingin selalu mencoba hal-hal yang baru (sambil menyantap bekal
makanan pada jam istirahat sekolah saat semua siswa baru dikumpulkan di tengah
lapangan oleh beberapa guru dan senior), saya memutuskan bergabung dan
eksis di setiap kegiatan OSIS. Semangat saya sangat menggebu saat itu, langsung
saja peluang itu saya jawab dengan tangan terunjuk ke atas sambil berdiri “Saya
mau” pada saat itu saya adalah orang pertama yang mengajukan diri.
Dengan
jeda waktu yang singkat, seorang guru berkumis tebal dengan tatapan wajah
seperti keheranan dan senyum sinis, tak lain adalah salah satu guru, menunda
pencatatan diri saya di daftar sebagai mitra muda yang sangat diminati siswa
baru lainnya. Hal paling mendasar dan masuk akal atas tundaan daftar nama saya
untuk jadi mitra muda adalah persyaratannya yang sangat eksklusif (seperti
milih pejabat daerah saja ”dalam benak saya” ). Persyaratan yang harus
terpenuhi adalah :
- Calon peserta harus selalu rangking 1 dan 2 ketika masih SMP
- Selalu berpakaian rapih dan menarik
- Punya kendaraan (hanya anjuran)
- Public Speaking
- punya pengalaman organisasi yang lebih
Sontak
saya terkejut sembari menahan malu, karena kenyataannya, saya sama sekali tidak
masuk kategori, Guru itu dan beberapa senior lain lantas mencari kandidat lain,
dengan alasan, saya akan dijadikan cadangan jika tidak ada kandidat lain. Hal
itu sangat tidak mungkin, karena saat itu hampir semua siswa ingin menjadi
mitra muda. Tindakan itu sangat mencambuk hati dan perasaan saya, sehina itukah
saya ..??? se elegan itukah menjadi mitra muda..??. Dengan modal semangat dan
keberanian, akhirnya dengan beberapa pertimbangan saya diberi kesempatan
menjadi salah satu kandidat dan 4 orang siswa lain yang tentunya masuk kategori
yang di cari. “Gus, apa kamu bisa..? kamu kan gak masuk kategori, pakaian kamu
lusuh dan kamu saja ke sekolah naik angkutan umum” olok kandidat lain di depan
semua siswa baru yang mencapai 300 orang. Dengan santai saya menjawab, “Orang
tua saya tak pernah meragukan saat saya belajar jalan, orang tua saya tak
pernah menyuruh berhenti bicara ketika saya belajar bicara, walaupun
terbata-bata. jadi kenapa harus ragu?” jawab saya tegas.
Perjuanganpun
dimulai, satu minggu pertama, kandidat saat uji coba orasi di depan seluruh
siswa, saat itu saya ditertawakan dan dapat sorakan yang memalukan karena
penampilan saya sangat tidak pantas berdiri di depan dibandingkan siswa lain
yang stylenya tampil rapih. Ini membuat saya terbata-bata berorasi dengan muka
pucat dan mendadak sakit perut karena grogi. Akhirnya pembina OSIS sambil
tertawa menghentikan saya untuk tidak berorasi lagi dan menyuruh kandidat lain
menggantikan saya berorasi. Tapi saya tetap optimis dengan bekal semangat dan
segudang komitmen kalau saya pasti bisa.
Minggu
kedua dengan tampil percaya diri saya berhasil menarik simpatisan dari beberapa
senior karena mereka suka dengan penampilan apa adanya. 1 bulan kemudian dengan
modal semangat yang terus membara dan dengan tampil apa adanya saya berhasil
terpilih menjadi mitra muda dan mengumpulkan suara hampir 70% di bandingkan
kandidat lain. Satu tahun kemudian saya terpilih menjadi KETUA OSIS yang baru.
Sejumlah
perubahan saya lakukan, mulai penggunaan bahasa baku, rekrutmen yang tidak lagi
mementingkan nilai, pengakuan kemampuan personal, hingga mampu mengadakan event
berkualitas yang mendatangkan artis-artis terkenal dan pejabat sekaligus untuk
acara tahunan sekolah. Saya berhasil melampaui beberapa kandidat lain yang
memiliki segudang peluang untuk menjadi pemimpin siswa di sekolah saat itu.
Prestasi
Siswa SMA Teladan tingkat provinsi berhasil saya raih, saya selalu mengantongi
piala jika ada kejuaraan. Dan kepercayaan teman-teman, guru, kepala sekolah,
hingga guru pematah semangat tersebut, beralih pada saya. Siswa berpakaian
lusuh, tak mampu berorasi dan jadi bahan olokan mampu mematahkan itu.
Selepas
pendidikan Putih Abu-abu, selang beberapa tahun, saya putuskan untuk meneruskan
hobi, yaitu berorganisasi dengan berpartisipasi di setiap kegiatan himpunan di
salah satu Perguruan Tinggi Negeri dan mengorbitkan diri sebagai aktifis seperi
di BEM, FKMI, dan beberapa organisasi lain. Dengan semangat olokan dulu, saya
berhasil menjadi ketua himpuan, mahasiswa jurnalis, asisten dosen untuk
beberapa penelitian, pernah menjadi salah satu peserta pada program student
mobillity to Malaysia, dan sekaligus bergabung dengan salah satu lembaga
pengembangan manusia yang masih eksis sampai saat ini.
Bukan
Prestasinya yang menjadi inti bacaan ini, tapi saya berhasil menaklukkan momok
ejekan yang selalu menjadi ganjalan selama ini. Guru pematah semangat itu
sekarang berbalik malu saat melihat saya dan tahu kondisi saya sekarang saat
bergabung di acara reuni akbar SMAN 1 ............. Tapi tanpa saya sadari, guru
itu sudah berubah menjadi Guru Pembakar Semangat saya. Saya hampiri guru itu
dan saya rangkul dia, dan saya katakan, “Terima kasih atas ejekan bapak dulu.”
Karena ejekan dulu, saya bisa menjadi seperti sekarang ini dan ejekan dulu lah
yang selalu menimbulkan percikan api semangat yang membara dalam diri saya.
Saatnya
saya mengajak melakukan apa yang ingin anda lakukan. Sekecil apapun itu,
serendah apapun diri anda, jika kemauan itu dapat merubah hidup anda menjadi
lebih baik, Lakukanlah!
Jadikan
ejekan, hinaan, dan hambatan sebagai batu lompatan. Niat anda lebih berharga
dari sebuah angka akademis, prestasi nilai, taraf hidup, kekurangan fisik,
minoritas suku, dan apapun yang membuat anda berbeda dengan lingkungan anda.
Jadikan kekurangan
dan ketakutan anda menjadi motivator terbesar dalam hidup anda. Hidup kita
mahal, karena pembuatnya adalah maestro terhebat, Ilmuan dari segala ilmuan,
dan tidak ada yang boleh merendahkan anda didunia ini, karena ALLAH menciptakan
kita dengan Sempurna.
Nice Story....!!!
ReplyDelete